PATOFISIOLOGI NYERI
Sebagian besar pakar mendefinisikan rasa
nyeri sebagai: ‘suatu perasaan sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
disertai dengan disertai kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau
yang dikemukakan dalam pengertian kerusakan semacam itu’ (IASP, 1986; S217).
Pengalaman nyeri bersifat induvidual dan kontekstual tidak selalu ada hubungan
yang jelas antara kerusakan jaringan dan rasa nyeri. Skor nyeri merupakan alat
komunikasi yang berguna untuk membantu menilai apakah perlu dilakukan terapi
analgesia (Fairlie et al, 1999).
Berbagai aspek yang paling
relevan dalam farmatologi meliputi:
•
Pejalanan
impuls rasa nyeri bergantung pada potensial aksi dalam neuron pada jaras nyeri
tersebut. Perjalanan impuls ini dapat disekat oleh obat anastesi lokal.
•
Penyatuan
serabut syaraf untuk rasa nyeri serta sentuhan dan traktus desendens analgesik
terdapat dalam kornu dorsal medula spinalis yang dinamakan ‘pintu gerbang rasa
nyeri atau pain gate’ (lihat Melzack
dan Wall,1996). Bagian ini merupakan salah satu tempat kerja opioid.
•
Jaras nyeri
tersebut membentuk sinaps dalam formasio-retikularis batang otak. Disini,jaras
nyeri mengaktifkan sistem saraf simpatik dan meningkatkan:
•
Tingkat
kesadaran dan kesiagaan
•
Respirasi
•
Frekuensi
jantung
•
Tekanan darah
•
Emesis
•
Pengeluaran
keringat/perpirasi Gas anasgesi(mis, gas dinitrogen monoksida [N2O] dan opoid
berkerja didalam batang otak.
•
Jaras rasa
nyeri dapat mendominasi korteks serebri dengan menyingkirkan pertimbangan lain.
Korteks serebri merupakan salah satu tempat kerja apoid.
Nyeri yang hebat dan tidak dapat
diredakan bukan hanya memberi pemgalaman melahirkan yang sangat negatif pada
ibu, tetapi juga dapat menimbulkan konsekuensi fisiologis yang merugikan.
PENINGKATAN FREKUENSI DAN KEDALAMAN RESPIRASI
•
TAKIKARDIA
•
HIPERTENSI
•
STATIS LAMBUNG DAN EMESIS
buku refrensi :
buku refrensi :
Rochmanti,Maftuchah.
2013. Obat Batuk dan Asma. Surabaya. Depatemen Farmakologi FK
UNAIR
0 komentar:
Posting Komentar